Thursday, November 30, 2023

RESIKO PERJALANAN DINAS

CERITA DEWASA BERGAMBAR

Cerita Sex - Resiko Perjalanan Dinas


SENANG4D
TUNAI4D
TOP4D
SEGA4D
SENANGSLOT

Elin adalah salah seorang manager pada bagian Treasury di sebuah bank asing. Elin berumur 28 tahun, dia adalah seorang Sunda yang berasal dari daerah Bogor. Elin telah bersuami dan mempunyai seorang anak yang baru berumur 7 tahun. Tubuh Elin apat dikatakan kurus dengan tinggi badan kurang lebih 163 cm, dengan berat badannya kurang lebih 49 kg. Buah dadanya berukuran kecil tetapi padat, pinggangnya sangat ramping dengan bagian perut yang datar. Kulitnya kuning langsat dengan raut muka yang manis.

Setibanya di Semarang, setelah check in di hotel mereka langsung mengadakan kunjungan pada beberapa nasabah, yang dilakukan sampai dengan setelah makan malam. Setelah selesai berurusan dengan nasabah, mereka kembali ke hotel, dimana Tom dan Anita melanjutkan acara mereka dengan duduk-duduk di bar hotel sambil mengobrol dan minum-minum. Elin pada awalnya diajak juga, tapi karena merasa sangat lelah, dan di samping itu ia juga merasa tidak enak mengganggu mereka, maka ia lebih dulu kembali ke kamar hotel untuk tidur.

Menjelang tengah malam, Elin tiba-tiba terbangun dari tidurnya, hal ini disebabkan karena ia merasa tempat tidurnya bergerak-gerak dan terdengar suara-suara aneh. Dengan perlahan-lahan Elin membuka matanya untuk mengintip apa yang terjadi. Hatinya terkesiap melihat Tom dan Anita sedang bergumul. Keduanya berada dalam keadaan polos sama sekali. Judi bola terbesar

Anita yang bertubuh kecil itu, sedang berada di atas Tom seperti layaknya seseorang yang sedang menunggang kuda, dengan pantatnya yang naik turun dengan cepat. Dari mulutnya terdengar suara mendesis yang tertahan,

“Ssshhh…, sshhh…”, karena mungkin takut membangunkan Elin.

Kedua tangan Tom sedang meremas-remas kedua buah dada Anita yang kecil tetapi padat berisi itu. Elin sangat panik dan berada dalam posisi yang serba salah. Jadi dia hanya bisa terus berlagak seperti sedang tidur. Elin mengharapkan mereka cepat selesai dan Tom segera kembali ke kamarnya. Besok dia akan menegur Anita agar tidak melakukan hal seperti itu lagi di kamar mereka. Seharusnya mereka dapat melakukan hal itu di kamar Tom sehingga mereka dapat melakukannya dengan bebas tanpa terganggu oleh siapa pun. Dari bau whisky yang tercium, rupanya keduanya masih berada dalam keadaan mabuk. Elin berusaha keras untuk dapat tidur kembali, walaupun sebenarnya ia merasa sangat terganggu dengan gerakan dan suara-suara yang ditimbulkan oleh mereka.

Pada saat Elin mulai terlelap, tiba-tiba ia merasakan sesuatu sedang merayap pada bagian pahanya. Elin sangat terkejut dan tubuhnya mengejang, karena pada saat dia perhatikan, ternyata tangan kanan Tom sedang mencoba untuk mengusap-ngusap kedua pahanya yang masih tertutup selimut. Elin berpura-pura masih terlelap dan mencoba mengintip apa yang sebenarnya sedang terjadi. Rupanya permainan Tom dan Anita sudah selesai dan Anita dalam keadaan kelelahan serta mengalami kepuasan yang baru dinikmatinya, sudah tergolek tidur.

Tom yang masih berada dalam keadaan polos dengan posisi badan setengah tidur disamping Elin, sambil bertumpu pada siku-siku tangan kiri, tangan kanannya sedang berusaha menyingkap selimut yang dipakai Elin. Elin menjadi sangat panik, pada awalnya dia akan bangun dan menegur Tom untuk menghentikan perbuatannya, akan tetapi di pihak lain dia merasa tidak enak karena pasti akan membuat Tom malu, karena dipikirnya Tom melakukan hal itu lebih disebabkan karena Tom masih berada dalam keadaan mabuk. Akhirnya Elin memutuskan untuk tetap berpura-pura tidur dengan harapan Tom akan menghentikan kegiatannya itu.

Akan tetapi harapannya itu ternyata sia-sia belaka, bahkan secara perlahan-lahan Tom bangkit dan duduk di samping Elin. Tangannya menyingkap selimut yang menutupi tubuh Elin dengan perlahan-lahan dan dari mulutnya menggumam perlahan,

“Psssttt sayang, mari kubantu menikmati sesuatu yang baru…, nih.., kubantu melepaskan celana dalammu…, nggak baik kalau tidur pakai celana dalam”, sambil tangannya yang tadinya mengelus-elus bagian atas paha Elin bergerak naik dan memegang tepi celana dalam Elin, kemudian menariknya dengan perlahan-lahan ke bawah meluncur di antara kedua kaki Elin.

Badan Elin menjadi kaku dan dia tidak tahu harus berbuat bagaimana. Elin seakan-akan berubah menjadi patung, pikirannya menjadi gelap dan matanya dirasakannya berkunang-kunang. Tom melihat kedua gundukan bukit kecil dengan belahan sempit di tengahnya, yang ditutupi oleh rambut hitam kecoklatan halus yang tidak terlalu lebat di antara paha atas Elin. Jari-jari Tom membuka satu persatu kancing daster Elin, sambil tangannya bergerak terus ke atas dan sekarang ia menyingkapkan seluruh selimut yang menutupi tubuh Elin, sehingga terlihatlah payudara Elin yang membukit kecil dengan putingnya yang kecil berwarna coklat tua.

Sekarang Elin tergolek dengan tubuhnya yang tanpa busana, tungkai kakinya yang panjang dan pantat yang penuh berisi, serta buah dada yang kecil padat dan belahan di antara paha atas yang membukit kecil, benar-benar sangat merangsang nafsu birahi Tom. Tom sudah tidak sanggup menahan nafsunya, penisnya yang baru saja terpuaskan oleh Anita, sekarang bangkit lagi, tegang dan siap tempur.


CERITA DEWASA BERGAMBAR

Cerita Sex - Resiko Perjalanan Dinas

Sejak saat itu Tom bertekad untuk tidak akan membebaskan Elin. Ia terlalu berharga untuk di biarkan, Tom akan menikmati tubuh Elin berulang-ulang pada malam ini. Kemolekan tubuh Elin terlalu sayang untuk disimpan oleh Elin sendiri pikir Tom. Tom mendorong tubuh Elin dan mulai meremas-remas payudara Elin yang telah terbuka itu,

“Dengerin sayang, you akan saya ajarin menikmati sesuatu yang nikmat, asal you baik-baik nurutin apa yang akan saya tunjukkan”.

Kesadaran Elin mulai kembali secara perlahan-lahan dan dengan tubuh gemetar Elin perlahan-lahan membuka matanya dan memperhatikan Tom yang sedang merangkak di atasnya. Elin mencoba mendorong badan Tom sambil berkata,

“Tom, apa yang sedang kau lakukan ini?”, “Sadarlah Tom, aku khan sudah bersuami, jangan kau teruskan perbuatanmu ini!”. Karena menganggap Tom berada dalam keadaan mabuk, Elin mencoba membujuk dan menggugah kesadaran Tom.

Akan tetapi Tom yang telah sangat terangsang melihat tubuh Elin yang molek halus mulus dan bugil di depan matanya mana mau mengerti, apalagi penisnya telah dalam keadaan sangat tegang.

“Gila! Cakep banget! Lihat buah dadamu, padat banget. Cocok sama seleraku! You emang pinter menjaga tubuhmu, sayang!”, kata Tom sambil menekan tubuhnya ke tubuh Elin.

Elin berusaha bangun berdiri, akan tetapi tidak bisa dan dia tidak berani terlalu bertindak kasar, karena takut Tom akan membalas berlaku kasar padanya.

Sedangkan dalam posisinya itu saja ia sudah tidak ada lagi kemungkinan untuk lari.

Sambil menjilat bibirnya Tom berbaring di sisi Elin.

“Lin, lebih baik you mengikuti kemauanku dengan manis, kalau tidak saya akan maksa you dan saya perkosa you habis-habisan. Kalau you nurutin, you akan merasakan kenikmatan dan tidak akan sakit”. Lalu tangannya ditangkupkan di buah dada Elin, sambil meremas-remasnya dengan sangat bernafsu, sambil merasakan kehalusan dan kepadatan buah dada Elin. “Bodi you oke banget!”, kata Tom. “Coba you berputar Elin!”. Perlahan-lahan dengan perasaan yang putus asa Elin berputar membelakangi Tom. Dan dirasakanya tangan Tom sekarang ada di pantatnya meremas dan meraba-raba. Tunai4D

Kemudian Tom menyibakkan rambut Elin, dan dihirupnya leher Elin dengan hidungnya sementara lidahnya menelusuri leher Elin. Sambil melakukan hal itu tangan Tom berpindah menuju kemaluan Elin. Pada bagian yang membukit itu, tangannya bermain-main, mengelus-elus dan menekan-nekan, sambil berkata,

“Kasihan you, Elin, pasti suami you tidak tahu cara membahagiakan you?”,

“Tapi tenang aja sayang, dengan saya, you nggak bakalan bisa lupa seumur hidup, you bakalan merasakan bagaimana menjadi wanita sejati!”. Sambil memutar kembali tubuh Elin.

Setelah itu Tom mengambil tangan Elin dan meletakkannya di kemaluannya yang telah sangat tegang itu.

Ketika merasakan tangannya menyentuh benda hangat yang besar lagi keras itu, tubuh Elin tersentak, belum sempat Elin dapat berpikir dengan jelas, terasa badannya telah ditelentangkan oleh Tom dan dengan cepat Tom telah berjongkok di antara kedua kakinya yang dengan paksa terkangkang akibat tekanan lutut Tom. Dengan sebelah tangannya menuntun penisnya yang besar, Tom lalu menempelkan ujung penisnya ke bibir vagina Elin,

“Apa you mau saya masukin itu?”,

“Aaahhh…, jangaaann…, jaaangaaann…, Toomm…”, Elin dengan suara mengiba-iba masih berusaha mencoba menghalangi niat Tom.

Elin mencoba mengeser pinggulnya ke samping, berusaha menghindari penis Tom agar tidak dapat menerobos masuk ke dalam liang kewanitaannya.

Sambil tersenyum Tom berkata lagi,

“You tidak dapat kemana-mana lagi, lebih baik you diam-diam saja dan menikmati permainan saya ini..!”. Tom lalu memajukan pinggulnya dengan cepat dan menekan ke bawah, sehingga penis besarnya yang telah menempel pada bibir kemaluan Elin dengan cepat menerobos masuk ke dalam liang vagina Elin dengan tanpa dapat dihalangi lagi.


CERITA DEWASA ERGAMBAR

Cerita Sex - Resiko Perjalanan Dinas

Testis Tom mengayun-ayun menampar bagian bawah vagina Elin, sementara Elin megap-megap karena dorongan keras Tom.

Elin belum pernah merasakan saat seperti ini, setiap bagian tubuhnya serasa sangat sensitif terhadap rangsangan. Buah dadanya terangsang saat ditindih oleh dada Tom. Dirinya sudah lupa kalau sedang diperkosa, ia tidak peduli pada tubuh besar Tom yang sedang bergerak naik turun menindih tubuhnya yang langsing. Elin mulai merasakan suatu sensasi kenikmatan yang menggelitik di bagian bawah tubuhnya, vaginanya yang telah terisi oleh penis besar dan panjang milik Tom, terasa menggelitik dan menyebar ke seluruh tubuhnya, sehingga Elin hanya bisa menggeliat-geliat dan mendesis mirip orang kepedasan.

Elin hanya berusaha menikmati seluruh rasa nikmat yang dirasakan tubuhnya. Sekarang Elin mencoba untuk berusaha aktif dengan ikut menggerakkan pinggulnya mengikuti irama gerakan Tom di atasnya. Tom melihat Elin mengerang, merintih dan mengejang setiap kali ia bergerak. Dan Elin sudah mulai terbiasa mengikuti gerakannya. Tom merasakan tangan Elin merangkul erat pada punggung bawahnya mengelus-elus ke bawah dan meremas-remas pantatnya serta menariknya ke depan agar semakin merapat pada tubuh Elin. Tom terus menggosok-gosokkan penisnya pada klitoris Elin. Situs judi terpercaya

Tom sekarang ingin membuat Elin orgasme terlebih dahulu. Elin semakin terangsang dan tak terkendali lagi setiap kali bagian tubuhnya bergerak mengikuti tekanan dan sodokan Tom, sekarang wajahnya terbenam di dada bidang Tom, mulutnya megap-megap seperti ikan terdampar di pasir, dengan perlahan-lahan mulutnya bergeser pada dada Bossnya dan sambil terus menjilat akhirnya tiba pada puting susu Tom.

Sekarang Elin secara refleks mulai menyedot dan menghisap puting susu Tom, sehingga badan Tom mulai bergetar juga saking merasa nikmatnya. Penis Tom terasa semakin keras, sehingga Tom semakin ganas saja menggerakkan pantatnya menekan pinggul Elin dalam-dalam. Elin merasakan vaginanya berkontraksi, sambil berusaha menahan rasa geli yang tidak terlukiskan menggelitik seluruh dinding liang kemaluannya dan menjalar ke seluruh tubuhnya.

Perasaan itu makin lama makin kuat menguasainya sehingga seakan-akan menutupi kesadarannya dan membawanya melayang-layang dalam kenikmatan yang tidak pernah dialaminya selama ini dan tidak dapat dilukiskan ataupun diuraikan dengan kata-kata. Kenikmatan yang dialami Elin tercermin pada gerakan tubuhnya yang meronta-ronta liar tanpa terkendali bagaikan ikan yang menggelepar-gelepar terdampar di pasir. Desahan panjang penuh kenikmatan keluar dari mulutnya yang mungil,

“Ooohhhh…., aagghh…, adduhhh..!”.

Kedua pahanya melingkari pantat Tom dan dengan kuat menjepit serta menekan ke bawah, disertai tubuhnya yang mengejang dan kedua tangannya mencengkeram alas tempat tidur dengan kuat, benar-benar suatu orgasme yang dahsyat telah melanda Elin. Tom merasakan penisnya terjepit dengan kuat oleh dinding kemaluan Elin yang berdenyut-denyut disertai isapan kuat seakan-akan hendak menelan batang penisnya. Terasa benar jepitan dinding vagina Elin dan di ujung sana terasa ada “tembok” yang mengelus kepala penisnya.


CERITA DEWASA BERGAMBAR

Cerita Sex - Resiko Perjalanan Dinas

Setelah beristirahat sejenak dan melihat Elin sudah agak tenang, Tom mulai memompa lagi. Pompaan Tom kali ini segera dibalas oleh Elin, pinggulnya bergerak-gerak “aneh” tapi efeknya luar biasa. Penis Tom serasa dilumat dari pangkal sampai kepalanya. Lalu masih ditambah dengan variasi, ketika pinggul Elin berhenti dari gerakan aneh itu, tiba-tiba Tom merasakan penisnya terjepit dengan kuat dan dinding-dinding kemaluan Elin berdenyut-denyut secara teratur, sekitar 4-5 kali denyut menjepit, baru kemudian bergoyang aneh lagi.

Wah, suatu sensasi melanda perasaan Tom, suatu hubungan kelamin yang belum pernah dinikmatinya dengan wanita manapun juga selama ini. Menyesal Tom karena tidak dari dulu-dulu menikmatinya. Gerakan aneh di dalam liang kemaluan Elin makin bervariasi. Terkadang Tom malah meminta Elin berhenti bergoyang untuk sekedar menarik nafas panjang. Lumatan dinding kemaluan Elin pada penis Tom membuatnya geli-geli dan serasa akan ‘meledak’.

Tom tidak ingin cepat-cepat sampai, karena masih ingin menikmati

“elusan” vagina Elin. Tetapi gerakan-gerakan di dalam liang kewanitaan Elin semakin menggila dan semakin liar.

Hingga akhirnya Tom harus menyerah, tak mampu menahan lebih lama lagi perasaan nikmat yang melandanya, semakin cepat Tom bergerak mengimbangi goyangan pinggul Elin, semakin terasa pula rangsangan yang akan meletupkan lahar panas yang sedang menuju klimaks, mendaki puncak, saat-saat yang paling nikmat. Dan akhirnya, pada tusukan yang terdalam, Tom menyemprotkan maninya kuat-kuat di dalam liang kewanitaan Elin, sambil mengejang, melayang, bergetar. Pada detik-detik saat Tom melayang tadi, tiba-tiba kaki Elin yang pada awalnya mengangkang, diangkatnya dan menjepit pinggul Tom kuat-kuat. Amat sangat kuat.

Lalu tubuhnya ikut mengejang beberapa detik, mengendor dan terus mengejang lagi, lagi dan lagi…, Elin pun tidak sanggup menahan dorongan orgasme yang melandanya lagi, punggungnya melengkung ke atas, matanya terbeliak-beliak, serta keseluruhan tubuhnya bergetar dengan hebat tanpa terkendali, seiring dengan meledaknya kenikmatan orgasme di vaginanya. Orgasme kedua dari Elin.


CERITA DEWASA BERGAMBAR

Cerita Sex - Resiko Perjalanan Dinas

“Toommm, aduuuh, Toomm, aahhhhh…, aaduuhh…, nikmaaatt.., Toomm….!”.

Tom tersenyum puas melihat tubuh Elin terguncang-guncang karena orgasme selama 15 detik tanpa henti-hentinya. Kemudian tangan Elin dengan eratnya menekan pantat Tom ke arah selangkangannya sambil kakinya menggelepar-gelepar ke kiri kanan. Tom pun terus menggerakkan penisnya untuk menggosok klitoris Elin. Setelah orgasmenya selesai, tubuh Elin langsung terkulai lemas tak berdaya, terkapar, dengan kedua tangan dan kakinya terbentang melebar ke kiri kanan. Elin merasa bagian-bagian tubuhnya seolah terlepas dan badannya tidak dapat digerakkan sama sekali. Senang4D

Setelah gelombang dahsyat kenikmatan yang melandanya surut, Elin kembali ke alam nyata dan menyadari bahwa dia sedang terkapar di bawah tindihan badan kekar lelaki bule berkulit putih yang bukan suaminya yang baru saja memberikan kepuasan yang tiada tara padanya. Suatu perasaan malu dan menyesal melandanya, bagaimana dia bisa begitu gampang ditaklukkan oleh lelaki tersebut. Tanpa terasa air mata penyesalannya bergulir keluar dan Elin mulai menangis tersedu-sedu. Dengan tubuhnya yang masih menghimpit badan Elin, Tom mencoba membujuknya dengan memberikan berbagai alasan antara lain karena ia terlalu banyak minum sehingga tidak dapat mengontrol dirinya.

Sambil membujuk dan mengelus-elus rambut Elin dengan perlahan-lahan penisnya mulai tegang lagi dan dengan halus penisnya yang memang telah berada tepat di depan kemaluan Elis ditekan perlahan-lahan agar masuk ke dalam kewanitaan Elin. Pada saat merasakan penis Tom mulai menerobos masuk ke dalam kewanitaannya, Elin bereaksi sedikit dengan mencoba memberontak lemah tapi akhirnya diam pasrah dan membiarkan penis besar tersebut masuk sepenuhnya ke dalam liang kewanitaannya.

Dengan perlahan-lahan Tom menggerakkan badannya naik-turun, sehingga lama-kelamaan tubuh Elin mulai terangsang kembali dan bereaksi, dan pergumulan kedua insan tersebut semakin lama semakin seru mendaki puncak kepuasan dan kenikmatan, terlupa akan segala penyesalan. Pertarungan mereka terus berlanjut sepanjang malam dan baru berhenti menjelang fajar menyingsing keesokan harinya.

Pukul 10 pagi keduanya baru terbangun dan terlihat Anita telah berpakaian rapi, sedang menikmati sarapan paginya sambil mengerling ke arah mereka dengan senyum-senyum rahasia. Pada mulanya Elin merasa sangat malu terhadap Anita, tapi melihat reaksi Anita yang seperti itu, seakan-akan mengajak bersekutu, akhirnya Elin menjadi terbiasa.


Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Pasutri.

Tags: 


SENANG4D
TUNAI4D
TOP4D
SEGA4D
SENANGSLOT

Tuesday, November 28, 2023

PERJALANAN BISNIS BERSAMA TANTEKU

CERITA DEWASA BERGAMBAR

Cerita Sex - Perjalanan Bisnis Bersama Tanteku



SENANG4D
TUNAI4D
TOP4D
SEGA4DSENANGSLOT

 Menemani tante keliling ke beberapa kota untuk jualan konveksi sudah jadi kebiasaanku sejak SMU. Dulunya aku belum pandai menyetir, jadi hanya duduk saja di samping Oom-ku yang sigap menyetir. Namun, sejak Oom-ku (adik Papaku) meninggal hampir setahun lalu karena sakit, aku terpacu untuk belajar menyetir. Tante juga belajar menyetir, jadi kami dapat bergantian kalau jaraknya jauh, sehingga tidak terlalu melelahkan.

Aku terbeban membantu tante karena memang dia lah yang membiayai kuliahku sekarang ini di semester dua. Aku sudah dianggap anak sendiri, sementara dia sendiri tidak dikaruniai anak sejak pernikahannya sekitar 10 tahun lalu setelah ia lulus sarjana muda.

Cara bisnis kami adalah membeli barang dari beberapa pembuat konveksi di rumah-rumah, lalu menjualnya ke kota-kota lain. Untungnya lumayan juga, buktinya mobil box sudah terbeli. Permintaan barang memang meningkat terus. Sayang, Oom-ku keburu wafat sehingga Tante sekarang hanya mengandalkan dirinya dan aku. Tante sengaja tidak mau ‘pelihara’ supir karena untuk menekan biaya operasional.

Sekarang, kalau keliling ke luar kota berjarak jauh, Tante juga menyesuaikan dengan jadwal kuliahku. Sedang kalau jarak dekat dapat dilakukannya sendiri bersama pembantu perempuannya. Aku pun ikut menyesuaikan diri, yakni sengaja tidak ambil kuliah di hari Senin, sehingga minimal hari Minggu-Senin bisa untuk bantu keliling. Kadang memang kami sampai menginap bila perjalanan cukup jauh, dan karena hal inilah akhirnya kedewasaanku pun tumbuh dengan cepat.

Kisahnya begini, suatu saat kami keliling ke beberapa kota di Jateng utara hingga akhirnya sampai di Semarang sudah jam tujuh malam. Selesai makan malam di warung makan sederhana, kami segera mencari losmen kecil supaya pengeluaran dapat dihemat. Rencananya, besok pagi baru kami keliling ke beberapa tempat di kota propinsi ini. Biasanya tempat kami menginap selalu ada dua ranjang kecil, masing-masing untuk satu orang, tapi malam itu ternyata yang sisa adalah satu kamar dengan ranjang yang muat untuk dua orang. Kami tidak berpikir macam-macam dan menerima kamar itu. Cukuplah untuk tempat kami istirahat malam itu. Tunai4D

Begitu masuk kamar, Tante langsung bergegas mandi karena sangat lelah dan ingin segera tidur. Perjalanan sepanjang siang tadi memang melelahkan dan Tante cukup lama menyetir. Aku pun segera mengunci pintu kamar dan jendela-jendela rapat-rapat, takut nyamuk masuk, lalu menyiapkan peralatan mandi. Tidak lama Tante keluar dari kamar mandi, mengenakan kimono batik sebatas paha sambil mengeringkan rambut sehabis keramas.

“Tante tidur dulu, Ron, cape sekali,” katanya sambil naik ke ranjang, memilih tempat yang mojok ke tembok, mengatur bantal di sisi kiri lalu membaringkan tubuhnya.
Waktu itu masih sekitar jam 8 malam.

“Silahkan Tante, aku juga mau mandi dulu,” jawabku sambil masuk ke kamar mandi.
Air dingin segera menyegarkan tubuhku yang berkeringat.

Tidak sampai 15 menit aku mandi keramas, menggosok gigi lalu pakai celana pendek dan t-shirt. Ketika keluar dari kamar mandi kulihat Tante sudah tertidur pulas. Fisik wanita memang tidak sekuat pria, padahal kalau dihitung justru aku yang lebih lelah. Selain menyetir aku juga harus angkat-angkat barang dari mobil ke toko-toko, sedangkan Tante hanya mencatat atau membuatkan kuitansi dan menerima pembayarannya saja.

Setelah selesai berbenah, aku pun segera mematikan lampu kamar lalu menyalakan lampu kamar mandi dan membuka pintunya sedikit, sehingga sebagian sinarnya masuk ke kamar. Meski hanya redup cukuplah untuk membuat suasana tidak gelap pekat. Kubaringkan diri di sebelah Tante. Kipas angin kecil di atas ranjang terus berputar dan tidak lama kemudian aku pun terlelap.

Jam dinding kamar losmen menunjukkan jam 11 malam ketika mendadak aku terbangun karena rasa panas yang luar biasa menerpaku, badanku berkeringat banyak sekali. Kipas angin kecil di langit-langit kamar ternyata tidak mampu menghalau udara panas kota Semarang. Maka aku segera bangkit dan melepas t-shirt, mengeringkan keringat dengan handuk lalu kembali ke ranjang dengan telanjang dada. Namun, begitu kembali ke atas ranjang, pandanganku terpaku pada sebatang paha gempal milik Tante yang samar-samar terlihat di antara redupnya sinar lampu kamar mandi.

Posisiku tidur di sebelah kanan Tante, dan sekarang kimono Tante tersibak pada bagian paha kanannya, sampai kelihatan CD-nya! Perlahan aku bangkit dan menguakkan pintu kamar mandi lebih lebar lagi sehingga sinar lampu masuk makin terang dan pemandangan menggairahkan itu semakin jelas. Paha yang masih gempal menggairahkan dan gundukan di balik CD-nya benar-benar membuatku panas dingin. Kalau selama ini tidak pernah ada pikiran kotor di benakku, maka sekarang melihat kemolekan milik Tante itu, tubuhku jadi merinding. Kutelan ludah beberapa kali sambil membayangkan aku menggeluti tubuh polos wanita bertinggi sekitar 170 cm dan berdada besar itu.

Pelan kubaringkan tubuh di sisi Tante yang tidur telentang dan, entah ada dorongan apa, pelan-pelan kugeser dan kutempelkan paha kiriku yang hanya bercelana pendek ke paha kanan Tante yang terbuka. Kalau dia terbangun, aku akan berpura-pura tidur, pikirku nakal. Tapi ternyata dia tidak bangun. Aku pun semakin berani. Tempelanku di pahanya semakin lekat, bahkan tubuhku yang telanjang dada pun beringsut mendekatinya. Tidak ayal zakarku mulai ereksi. Nafsu syahwatku mulai naik. Kuamati kimono Tanteku dan kucari tali pengikatnya di bagian pinggang. Tanganku bergerilya melepas ikatan kimono itu dan beruntung simpulnya dengan sekali tarik terlepas.

Hati-hati kusibakkan bagian depan kimono Tante ke kiri dan kanan dan.. gila, tubuh Tante begitu mengundang nafsu untuk menggelutinya. Dia ternyata tidak ber-BH! Dua gunung gempal montok menantang dan merangsangku. Zakarku bergerak-gerak dan aku pun beringsut-ingsut melepas celanaku luar-dalam, hingga bugil-gil. Nafsu kotor membuatku tidak ingat lagi hubungan Tante dan keponakan.

Dengan gaya pura-pura tidur aku semakin melengketi Tante. Udara panas membuat tubuhku dan tubuh Tante sama-sama berkeringat. Dengkurnya yang halus terdengar dekat sekali ketika kepala kami berdekatan. Seperti orang menggeliat, dengan nekat aku bergerak memeluk Tante. Tanganku mengenai payudaranya yang kira-kira berukuran 36B mengkal, padat dan kaki kananku berada di sela-sela pahanya. Otomatis penisku tertekan di batang paha kanannya. Kubiarkan posisi ini beberapa saat sambil menunggu reaksinya. Ternyata Tante cuma melenguh kecil dan bergerak-gerak sedikit namun tetap tidur.

Aku bertambah berani, payudara kiri Tante kuusap-usap pelan dengan tangan kanan dan tubuhku semakin condong menelungkupinya. Namun tidak berapa lama kemudian Tante menggeliat, meregangkan badan dan sekonyong-konyong justru berguling ke arahku. Aku mengikuti arah gerakannya dan jadi gelagapan karena tubuh Tante yang lebih besar dariku sekarang malah yang menindihku. Aku telentang dan terasa buah dada besar Tante menekan dadaku. Anehnya, Tante tetap masih tidur. Maka ‘rejeki’ ini pun tidak kutolak.

Aku justru mengatur posisi tubuh Tante, kupeluk dan kugeser tubuh montok itu sehingga ia kini benar-benar tepat di atasku, menelungkupiku dengan wajahku di sekitar lehernya. Tangan kiriku memeluknya, sementara tangan kananku pelan-pelan melepas kimononya ke belakang. Tante nampak pulas sekali sehingga tidak merasa ketika kimononya kulolosi. Bahkan ketika kedua lengannya bergantian kuangkat untuk memudahkanku melepasnya dari kimono, ia tidak bereaksi.

Sebentar kemudian Tante sudah tinggal berbalut CD saja. Pelukan kiriku tambah erat, sementara tangan kananku bergerak lincah ke arah bawah, menelusup ke balik CD-nya. Pantat gempalnya kuremas, Tante hanya menggelinjang dan mendesah kecil, “Mmm.. mm..” Matanya tetap terpejam. Semakin berani, CD-nya mulai kuturunkan dengan bantuan tangan kiri juga. Untuk ini aku terpaksa harus mengangkangkan pahaku menahan kedua paha Tante, melepaskan CD Tante pelan-pelan sampai sekitar paha lalu menurunkannya dengan bantuan jari kakiku sampai lepas ke bawah.

CERITA DEWASA BERGAMBAR

Cerita Sex - Perjalanan Bisnis Bersama Tanteku

Kemudian kuatur posisi zakarku sehingga terjepit paha Tante. Kutambah dengan jepitan di paha Tante, ugh.. nikmat sekali rasanya. Sejauh ini, entah pura-pura entah tidak, tante tetap terlelap, sehingga aku pun kian brutal. Kupeluk erat tubuh atasnya, kujilati payudaranya, kugerak-gerakkan zakar tegangku sambil sedikit kuhentak-hentakkan pinggulku ke atas sehingga zakarku di sela-sela pahanya ikut merasakan nikmat.

Lama-lama aku tidak tahan lagi dan ingin segera membenamkannya ke vagina Tante. Perlahan tubuhnya kudorong sampai telentang dan kutelungkupi. Pahanya kukangkangkan lebar-lebar, kucium-cium dan kujilat-jilat vaginanya. Lalu zakarku yang sudah tegang penuh kuhunjamkan agak kasar ke lubang nikmat itu. Begitu sudah melesak seluruhnya, aku pun segera menggenjot sekuat-kuatnya. Aku tidak perduli lagi apakah Tante mau bangun atau tidak, yang penting syahwatku tersalur!

Sleb.. sleb.. sleb.. aku terus memompa. Tangan Tante kiri kanan kupegang merentang di atas kepala dan mulutku asyik menjilati payudaranya. Uh.. uh.. uh.. kurasakan tenaga Tante berusaha memberontak namun aku tetap menekannya sehingga ia hanya dapat melenguh dan menggelinjang kecil dengan mata tetap terpejam.

Beberapa menit kemudian kurasakan pahaku yang sedang memompa dijepit erat-erat paha Tante, lalu pantatnya terangkat tinggi dan berkejat-kejat beberapa kali sampai zakarku terasa diremas-remas, lalu terasa basah. Setelah sekali lagi pahanya menjepit ketat pahaku dan mengejat-ngejat tiga kali, dia jadi layu. Kedua pahanya tergolek ngangkang ke kiri-kanan. Tangannya yang masih kupegang pun lalu terasa lemas.

Aku melepaskannya, lalu melanjutkan pompaanku sambil memeluk punggung dan menyedot-nyedot buah dadanya kiri-kanan. Matanya tetap terpejam sambil tubuhnya terguncang-guncang naik turun, terus sampai akhirnya aku orgasme dan zakarku terbenam dalam di vaginanya. Tubuhku pun lemas lunglai ambruk menindihnya. Mataku berat dan mengantuk sekali setelah itu.

Aku terbangun lagi ketika jam dinding menunjukkan sekitar jam dua pagi dan mendapati tubuh kami masih pada posisi semula. Aku menelungkup di atas tubuh Tante. Dia pun masih tertidur dengan dengkur halusnya. Di luar masih gelap, dalam kilasan cahaya dari kamar mandi kuamati wajah Tante yang berkesan kuat dengan alis tebal. Aku jadi ingin mencium bibirnya yang agak tebal.

Pelan kunaikkan tubuhku yang lebih pendek dari tubuhnya. Kukecup-kecup kecil bibirnya sebentar, lalu kutempelkan bibirku di bibirnya. Lidahku menguak bibir itu, menyeruak di sela-sela giginya, menerobos masuk lalu menjilati lidah Tante.

“Emm.. emm..,” Tante melenguh kecil dan kurasakan lambat laun mulai ada balasan jilatan pada lidahku.

Tubuh bagian pinggul Tante bergerak-gerak kecil sehingga zakarku pun mulai mengembang lagi. Tanganku pun mulai beraksi meremas dua bongkah daging kenyal di depan dadaku. Entah kenapa, sampai saat ini Tante tetap tidak mau membuka matanya. Malukah dia bersetubuh dengan keponakan sendiri? Malukah dia telah memperjakai keponakannya? Malukah dia karena telah membuat keponakannya jadi ‘kepenakannya’?

Aku tidak perduli, terserah dia mau buka atau tutup mata, toh yang penting aku dapat menyalurkan syahwat tanpa gangguan! Zakarku sudah menegang besar kembali, kedua kakiku segera membuka paha Tante lebih lebar dan.. sleeb, masuklah kembali burungku ke sangkarnya yang mulai terasa licin. Gerakan maju-mundur, naik-turun, masuk-keluar pun mulai kulakukan, sambil tangan tetap meremas-remas payudaranya, sambil lidah kami tetap bergelut. Malah kali ini terasa kedua tangan Tante memeluk dan menekan leherku. Nikmat sekali.

“Egh.. egh.. egh..!” desis bibir Tante yang setengah terbuka.

Aku bergerak keluar-masuk dengan santai, demikian pula pinggul Tante yang sesekali ikut mengimbangi gerakanku dengan gerakan berputar atau terangkat. 15 menit sudah kami bergerak berirama dan lagi-lagi mendadak kedua kaki Tante memeluk pahaku erat-erat, lalu pinggulnya terangkat tinggi-tinggi dan berkejat-kejat lima enam kali. Sebelum akhirnya kembali melemas di atas ranjang. Aku mengira-ngira, pasti Tante mengalami seperti yang kualami tadi, dan kini pun aku mulai tidak tahan untuk mengeluarkan sesuatu dari batanganku.

Kupercepat gerakanku, semakin kasar mencumbu vagina Tante, semakin gemas meremas payudaranya, semakin kuat bibir dan lidahku mengulum mulutnya, sampai akhirnya.. creet sekali (pantatku berkejat dua kali).. creet kedua kali (pantatku berkejat lagi dua kali).. creett lagi (pantatku berkejat empat kali).. creet creet cret (pantatku berkejat-kejat keras sampai menekan vagina Tante dalam-dalam). Habis tuntas rasanya seluruh cairanku. Lemah lunglai badanku terkapar di atas tubuh Tante. Kami tidak perduli dengan badan yang bersimbah keringat hingga seprei ranjang basah kusut.

“Cukup, Ron..!” bisik Tanteku sambil mendorongku dari atas tubuhnya.
Aku agak kaget mendengar suaranya dan segera menggulirkan diri ke samping kanannya. Kuperhatikan Tante segera memunggungiku sambil menekuk kedua kakinya, sehingga badannya bongkok udang, tetap telanjang dan berkeringat. Aku juga telentang ngos-ngosan, telanjang dan berkeringat. Sejurus kemudian kami pun tertidur lagi.

Jam lima pagi, aku terjaga lagi. Kali ini terasa agak dingin dihembus kipas angin dari atas. Kuambil selimut sambil melihat Tante yang masih berposisi telanjang bongkok udang. Hal ini menarikku untuk memeluknya dari belakang. Kutebarkan selimut lebar itu hingga menutupi tubuh kami berdua. Tangan kiri kusisipkan di bawah badannya dan tangan kananku kupelukkan melingkupi dadanya. Pinggulku kulekatkan ke arah pantatnya, sehingga otomatis zakarku menempel di situ pula, di sela-sela paha belakangnya.

Dasar darah mudaku masih panas, sejenak kemudian burung kecilku sudah jadi ‘garuda’ perkasa yang siap tempur lagi. Kugerak-gerakkan menusuki sela-sela paha belakang Tante. Tanganku pun tidak tinggal diam dan mulai memelintir puting Tante kiri-kanan seraya meremas-remas gumpalan kenyal itu. Kontan mendapat perlakuan seperti itu Tanteku terbangun dan bereaksi.

“Sudah, Ron..! Jangan lagi..!” tubuh Tante beringsut menjauhiku, namun aku tetap memeluknya erat.
Bahkan dengkulku sekarang berupaya membuka pahanya dari belakang. Tante beringsut menjauh lagi dan kedua tangannya berusaha melepas pelukanku.

“Jangan, Ron..! Aku ini Tantemu.” rintihnya sambil tetap membelakangiku.

“Tapi, tadi kita sudah melakukannya, Tante?” tanyaku tidak mengerti. Pelukanku tetap.

“Ya. Ta.. tadi Tante.. khilaf..”

“Khilaf..? Tapi kita sudah melakukannya sampai dua kali Tante?” aku tidak habis mengerti.
Kulekatkan lagi zakarku ke pantatnya. Tante menghindar.


CERITA DEWASA BERGAMBAR

Cerita Sex - Perjalanan Bisnis Bersama Tanteku

“Ii.. ya, Ron. Tante tadi benar-benar tak mampu.. menahan nafsu.. Tante sudah lama tidak melakukan ini sejak Oom-mu meninggal. Dan sekarang kamu merangsang Tante sampai Tante terlena.”

“Masak terlena sampai dua kali?”

“Yang pertama memang. Tante baru terbangun setelah.., Roni mem.. memasuki Tante. Tante mau melawan tapi tenagamu kuat sekali sampai akhirnya Tante diam dan malah jadi terlena.”

“Kalau yang kedua, Tante..?” tanyaku ingin tahu sambil mendekap lebih erat. Tante menghindar dan menepisku lagi.

“Kamu mencium bibir Tante. Di situ lah kelemahan Tante, Ron. Tante selalu terangsang kalau berciuman..”

“Oh, kalau begitu Tante kucium saja sekarang ya..? Biar Tante bernafsu lagi.” pintaku bernafsu sambil berupaya memalingkan wajah Tante. Tapi Tante menolak keras.

“Jangan, Ron..! Sudah cukup. Kita jangan berzinah lagi. Tante merasa berdosa pada Oom-mu. Hik.. hik.. hik..” Tante terisak.

Aku jadi mengendurkan serangan, meski tetap memeluknya dari belakang.

Kemudian kami terdiam. Dalam dekapanku terasa Tante sedang menangis. Tubuhnya berguncang kecil.

“Ya sudah, Tante. Sekarang kita tidur saja. Tapi bolehkan Roni memeluk Tante seperti ini..?”
Tidak kuduga Tante justru berbalik menghadapku sambil membetulkan selimut kami dan berkata,

“Tapi kamu harus janji tak akan menyetubuhi Tante lagi kan, Ron?”

“Iya, Tante. Aku janji.., anggap saja Tante sekarang sedang memeluk anak Tante sendiri.”

Sekilas kulihat bibir Tante tersenyum. Di bawah selimut, aku kembali memeluknya dan kurasakan tangan Tante juga memelukku. Buah dada besarnya menekan dadaku, tapi aku mencoba mematikan nafsuku. Zakarku, meski menyentuh pahanya, juga kutahan supaya tidak tegang lagi. Wajah kami berhadap-hadapan sampai napas Tante terasa menerpa hidungku. Matanya terpejam, aku pun mencoba tidur.

Mungkin saking lelahnya, dengan cepat Tante terlelap lagi. Namun lain halnya dengan aku. Terus terang, meski sudah berjanji, mana bisa aku mengekang terus nafsu birahiku, terutama si ‘garuda’ kecilku yang sudah mulai mengepakkan sayapnya lagi. Dengan tempelan buah dada sebesar itu di dada dan pelukan hangat tubuh polos menggairahkan begini, mana bisa aku tidur tenang? Mana bisa aku menahan syahwat? Jujur saja, aku sudah benar-benar ingin segera menelentangkan Tante, menusuk dan memompanya lagi!

Tapi aku sudah janji tidak akan menyetubuhinya lagi. Mestikah janji ini kuingkari? Apa akal? Bisakah tidak mengingkari janji tapi tetap dapat menyebadani Tante? Benakku segera berputar, dan segera ingat kata-kata Tante tadi bahwa dia paling mudah terangsang kalau dicium. Mengapa aku tidak menciumnya saja? Bukankah mencium tidak sama dengan menyetubuhi?

Ya, pelan tapi pasti kusisipkan kaki kiri di bawah kaki kanan Tante, sedang kaki kananku kumasukkan di antara kakinya sehingga keempat kaki kami saling bertumpang tindih. Aku tidak perduli zakarku yang sudah jadi tonggak keras melekat di pahanya. Kurapatkan pelukan dan dekapanku ke tubuh Tante, wajahku kudekatkan ke wajahnya dan perlahan bibirku kutautkan dengan bibirnya.

Lidahku kembali berupaya memasuki rongga mulutnya yang agak menganga. Aku terus bertahan dengan posisi erotis ini sambil agak menekan bagian belakang kepala Tante supaya pertautan bibir kami tidak lepas. Dan usahaku ternyata tidak sia-sia. Setelah sekitar 30 menit kemudian, tubuhku mulai pegal-pegal, kurasakan gerakan lidah Tante. Serta merta gerakannya kubalas dengan jilatan lidah juga.

“Emm.. emm.. mm..” desis Tante sambil membelit lidahku.

Kepalanya kutekan makin kuat dan aku berusaha menyedot lidahnya hingga masuk ke mulutku. Kukulum lidahnya dan kupermainkan dengan lidahku. Kusedot, kusedot dan kusedot terus sampai Tante agak kesakitan, lalu kubelit-belit lagi dengan lidahku. Ya, silat lidah ini berlangsung cukup lama dan ketika tanpa sengaja pahaku menyenggol vagina tante, terasa agak basah. Pasti Tante terangsang, pikirku. Tapi aku tidak mau memulai, takut melanggar janji. Biar Tante saja yang aktif.

Maka aku pun berusaha menambah daya rangsang pada diri Tante. Pelan tangan kirinya kubimbing untuk menggenggam zakarku. Meski mula-mula enggan, tapi lama kelamaan digenggamnya juga ‘garuda perkasa’-ku. Bahkan dipijit-pijit sehingga aku pun menggelinjang keenakan.
“Shh.. shh..!” desisku sambil mengulum lidahnya.

Tangan kananku, setelah membimbing tangan kiri Tante menggenggam zakarku lalu meneruskan perjalanannya ke celah paha Tante yang sudah basah. Kusibakkan rambut-rambut tebal itu, mencari celah-celah lalu menyisipkan jari telunjuk dan tengahku di situ. Kugerakkan ke keluar-masuk dan Tante mendesis-desis, genggamannya di zakarku terasa mengeras. Aku tidak tahan lagi.

“Masukin ya, Tante?” bisikku, lupa pada janjiku.

“Ja.. jangan, Ron..!”

“Ak.. aku nggak tahan lagi, Tante..!” pintaku.

“Di.. dijepit paha saja ya, Ron..?”

Tanpa kusuruh, Tante lalu telentang dan mengangkangkan pahanya. Pelan aku menaikinya. Tante membimbing zakarku di antara pahanya sekitar sejengkal di bawah vagina, lalu menjepitnya. Ia menggerak-gerakkan pahanya sehingga zakarku terpelintir-pelintir nikmat sekali.

Payudara besar Tante menekan dadaku juga. Tangan kiriku mengutil-ngutil puting kanannya. Ciuman ke bibirnya kulanjutkan lagi, jemari tangan kananku juga terus berupaya memasuki vagina Tante dan mengocoknya.

“Heshh.. heshh.. Ron.. mm..,” Tante sulit bicara karena mulutnya masih kukulum.

“Tanganmu.. Ron..!” tangan kanan Tante berusaha menghentikan kegiatan tangan kiriku di putingnya,

 sedang tangan kanannya berusaha menghentikan kegiatan jemari kananku di vaginanya.


CERITA DEWASA BERGAMBAR

Cerita Sex - Perjalanan Bisnis Bersama Tanteku

Dipegangnya jemariku. Aku hentikan gerakan, tapi tiga jari tetap terendam di vagina basah itu dan kukutil-kutil kecil. Sampai Tante tidak tahan dan mengangkangkan sedikit pahanya hingga jepitan pada zakarku terlepas. Cepat kutarik jemariku dari situ dan kunaikkan sedikit tubuhku sehingga sekarang ganti zakarku berada di pintu gerbang nikmat itu. Kepalanya malah sudah menyeruak masuk.

“Hshh.. Ron, jangan dimasukkan..!” Tante buru-buru memegang zakarku, digenggamnya.

“Tapi aku sudah nggak tahan Tante..” desisku.

“Cukup kepalanya saja, Ron.. dan jangan dikocok..!” Tante memperketat genggamannya, sementara aku semakin memperderas tekanan ke vaginanya.

“Ii.. ingat janjimu, Ron..!”

“Ta.. tapi Tante juga ingin kan?” tanyaku polos.

“Ii.. iya sih, Ron. Tante juga sudah nggak tahan. Tapi ini zinah namanya.”

“Apa kalau tidak dimasukkan bukan zinah, Tante?” tanyaku bloon.

“Bu.. bukan, Ron. Asal burungmu tidak masuk ke vagina Tante, bukan zinah..” aku jadi bingung.
Terus terang tidak mengerti definisi zinah menurut Tante ini.

“Kalau begitu, apa Tante punya jalan keluar? Kita sudah sama-sama terangsang berat. Tapi kita nggak mau berzinah.”

“Egh.. gini aja Ron. Tante akan.. ugh.. mengulum punyamu. Turunlah sebentar..!”

Dan aku pun menurut, turun dari atas Tante dan telentang. Tante bangkit lalu memutar badannya dan mengangkangiku. Mulutnya ada di atas zakarku dan vaginanya di atas wajahku. Kurasakan ia mulai menggenggam dan mengulum ‘garuda perkasa’-ku. Dikulum dan digerakkan naik turun di mulutnya.

Shiit.. hsshh.. nikmat sekali. Jemariku segera menangkap pinggulnya yang bergerak maju mundur dan segera kuselipkan empat jari kanan ke vaginanya. Kugerakkan cepat, malah agak kasar, keluar masuk sampai basah semua.


CERITA DEWASA BERGAMBAR

Cerita Sex - Perjalanan Bisnis Bersama Tanteku

“Ugh.. uughh.. uagh.. Ron..! Ron, Tante mau keluar, mm.. mm..” Tante terus mengulum sambil meracau.

Sekejap kemudian tubuhnya berhenti bergerak, lalu pinggul yang kupegangi terasa berkejat-kejat. Kemudian cairan hangat membanjiri tanganku dan sebagian menetesi dadaku. Kurasakan cairan itu seperti air maniku hanya lebih encer dan bening.

Tante kemudian terkapar kelelahan di atasku dengan posisi mulutnya tetap mengulum zakarku sambil mengocoknya. Tidak berapa lama, aku pun merasa mau keluar.

“Egh.. egh.. Tante. Aku mau keluar..!” Tante malah mempercepat kocokannya dan memperdalam kulumannya.

Aku berkejat dan muncrat memasuki mulut Tante dan ditelannya, semuanya habis ditampung mulut Tante. Akhirnya aku pun lemas dan ikut menggelepar kelelahan.

Tangan-kakiku terkapar lemas ke kiri-kanan. Tante juga terkapar kelelahan namun mulutnya masih terus menjilati zakarku sampai bersih, barulah kemudian dia berbalik dan memelukku. Wajah kami berhadapan, mata Tante merem-melek.

“Kalau yang barusan ini bukan zinah tante?” tanyaku lagi.

“Bukan, Ron.. karena kamu tidak memasukkan burungmu ke vagina Tante.” jawabnya sambil mata memejam.

Aku tidak tahu apakah jawabnya itu benar atau salah. Namun, setelah kupikir-pikir, aku lalu bertanya lagi,

 “Jadi kalau begitu, boleh dong kita melakukan lagi seperti yang barusan ini, Tante?”

“He-eh..” jawabnya sambil terkantuk-kantuk kemudian dengkur kecilnya mulai terdengar lagi.

Jam enam pagi waktu itu. Aku pun segera menebarkan selimut lagi di atas tubuh polos kami dan memeluknya dengan ketat. Rasanya aku tidak mau melepaskan tubuh Tante walau sekejap pun. Persetan dengan pekerjaan, persetan dengan kuliah. Sengaja aku juga tidak mengingatkan Tante akan pekerjaan kami. Aku malah berharap menginap lagi semalam, biar ada kesempatan bersebadan dengan Tante lebih lama lagi. Sepanjang hari ini aku mau bercumbu terus dengan Tante, sampai spermaku keluar sepuluh kali lagi! Begitu angan-angan jorokku.


CERITA DEWASA BERGAMBAR

Cerita Sex - Perjalanan Bisnis Bersama Tanteku

Ya, akhirnya memang kami hari itu tidak keluar kamar dan memperpanjang menginap sehari lagi. Selama di dalam kamar, di atas ranjang, kami tidak pernah mengenakan pakaian barang selembar pun. Hampir setiap tiga jam sekali aku dan Tante sama-sama mengalami orgasme, meskipun hanya pakai bantuan tangan atau mulut dan lidah.

Jam delapan pagi, sebelas, dua siang, lima sore, delapan malam, sebelas malam, dua pagi, lima pagi dan delapan paginya lagi kami selalu terkejat-kejat dan orgasme hampir bersamaan. Selama itu memang Tante masih selalu ingat untuk menolakku yang ingin memasukkan penisku ke vaginanya, dan aku pun menurutinya.

Namun, akhirnya Tante terlena dan aku pun bebas memasukkan penisku ke vaginanya. Tentunya setelah kami pulang dari perjalanan bisnis berkesan itu, dan kembali pulang ke rumah. Kesempatan itu terbuka lebar karena memang aku suka tinggal di rumahnya.


Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Pasutri.

Tags: 

SENANG4D
TUNAi4D
TOP4D
SEGA4D
SENANGSLOT